Beberapa remaja sangat mengagungkan sweet seventeen atau usia 17 tahun. Mereka menganggap di usia itulah mereka telah berubah menjadi dewasa, bukan lagi remaja. Benarkah itu semua? Hmmm.... tidak sepenuhnya benar.
Kedewasaan lebih mengarah kepada seberapa jauh seseorang itu mampu mengendalikan perasaan dan emosionalnya dalam menghadapi masalah dan tekanan. Kedewasaanpun bukan berarti kebahagiaan.
Kematangan emosi tidak menjamin kebebasan dari kesulitan dan kesusahan. Kematangan emosi seseorang ditandai dengan bagaimana cara dia memecahkan konflik dan bagaimana cara dia menangani kesulitan. Orang yang sudah dewasa memandang kesulitan-kesulitannya bukan sebagai malapetaka, tetapi sebagai tantangan-tantangan.
Nah, bagi para remaja yang ingin mengetahui apakah dirinya benar sudah menginjak dewasa atau belum, berikut ini adalah cara seseorang itu sudah dewasa :
- Dia menerima dirinya sendiri (Dia sangat ingin mengembangkan dirinya, profesi dan bakat yang dimilikinya. Selain itu dia juga senang bergaul dan belajar dari orang lain. Baginya orang lain bukanlah saingan, melainkan sebagai rekan dan sahabat. Itulah sebabnya orang dewasa sangat menjauhi sikap bermusuhan dengan orang lain)
- Dia menghargai orang lain (Dia bisa menerima perbedaan. Bahkan dengan perbedaan itu dia sadar bahwa dirinya dan orang lain bisa saling mengisi dan menutupi kekurangan)
- Dia menerima tanggung jawab (Dia bertanggung jawab pada apa yang harus dikerjakan dan diselesaikannya. Bila ternyata dia gagal, akan mampu menerimanya dan belajar dari kesalahan. Dia juga tidak akan melemparkan tanggung jawab pada orang lain)
- Dia percaya pada diri sendiri (Dia akan puas dengan tanggung jawab yang diembannya. Dia pun bersedia membantu orang lain yang membutuhkan bantuannya. Dia yakin bahwa dirinya sanggup untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan yang telah dipilihnya)
- Dia sabar (Dia mulai belajar menerima kenyataan, bahwa untuk beberapa masalah memang tidak ada penyelesaian dan pemecahan yang mudah. Dia akan menerima berbagai masukan dari banyak orang dengn senang hati. Baginya kritik dan saran itu adalah hal yang positif)
- Dia mempunyai rasa humor (Bila dia tegang, dia akan menggunakan humor untuk mencairkan suasana. Tapi humornya bukan untuk melukai perasaan orang lain atau membuat orang lain jadi tampak bodoh. Dia mampu melemparkan humor-humor yang sehat dan segar tanpa harus mengusik kehormatan orang lain)
- Dia mempunyai ketabahan, keuletan, dan daya tahan (Kedewasaan dirinya membuat sadar bahwa hidup ini memiliki berbagai beban yang harus dipikul. Namun dia tidak gentar dan cepat belajar dari pengalaman-pengalamannya sendiri maupun pengalaman-pengalaman orang lain)
- Dia dapat membuat keputusan-keputusan (Dia tahu bahwa setiap persoalan membutuhkan jalan keluar, dan jalan keluar itu hanya akan dapat ada bila ada keputusann. Oleh karenanya dia berani membuat keputusan dengan segala risikonya)
- Dia memiliki integritas (Dalam menghadapi persoalan dia tenang dan dapat dipercaya. Dia juga tidak akan pernah mau menghambur-hamburkan energi untuk hal-hal yang tidak penting dan sia-sia)
- Dia senang bekerja (Dia mampu memilih pekerjaan yang cocok dengan dirinya untuk kemudian menikmatinya. Dia sangat menghargai pekerjaannya sehingga mendapatkan kepuasan dalam melakukan sesuatu yang baik. Dia mulai bisa melihat masa depan mereka dan mencoba untuk merancangnya)
- Dia mempunyai prinsip-prinsip yang kuat (Hidupnya punya prinsip, namun tidak kaku selama itu demi kepentingan orang banyak. Dia mampu mengalah demi kebaikan bersama)
- Dia seimbang (Dia mampu membagi waktunya dengan baik, kapan harus bekerja dan beristirahat, kapan waktu untuk keluarga dan teman-teman. Dia juga tidak akan membawa masalah dari luar rumah ke dalam rumah)
Nah, bagi para remaja yang sudah membaca ciri-ciri kedewasaan diatas, bisa menilai dirinya sendiri apakah kamu sudah dewasa atau belum? Bila belum, maka cobalah untuk menerapkan ciri-ciri kedeewasaan di atas dalam kehidupan sehari-harimu. Yakinlah bahwa itu mampu kamu lakukan, karena siap atau tidak siap usia ini akan terus bertambah dan kamu dituntut untuk menjadi dewasa karenanya.
(Leonardo Al-Ghazi.2009:181)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar